BKKBN mempunyai kampanye tentang cita terencana. Yaitu Cinta terencana untuk sebuah keluarga.
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum w.w.
Masih ingat berita yang viral tentang anak SMP yang mau menikah, alasannya hanya karena takut tidur sendirian. Ya Allaaah.. lugu banget ya.
Padahal untuk nikah tuh bukan sekedar cinta saja looh, tapi butuh proses yang terencana. Yes, cinta terencana, sesuai dengan judulnya.
APA SIH CINTA TERENCANA ITU?
Kalau kata wikipedia niih.. Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.Bahasa wiki, kaku yaaa.. xixixi.. Kalau menurut saya pribadi, makna cinta itu tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Cinta hanya bisa dirasakan bagi yang memilikinya. As simple as it.
Agar cinta terlihat seimbang, ada 2 hal yang mempengaruhinya. Hal yang mempengaruhi cinta tersebut adalah : Hati dan Akal. Kedua hal tersebut harus seiring sejalan. Nggak bisa tertinggal salah satunya.
Cinta tanpa hati, maka akan menjadi cinta yang hambar. Sedangkan cinta tanpa akal, bisa menjadi cinta buta. Nah, kalau keduanya beriringan maka bisa kita sebut menjadi Cinta Terencana.
Kebetulan banget, hari Selasa minggu lalu, tepatnya tanggal 15 Mei, saya bersama teman-teman Blogger Plus, menghadiri undangan dari BKKBN di Museum Penerangan TMII yang bertemakan Membangun Keluarga Berkualitas dengan Cinta Terencana
Pada acara tersebut Ibu Eka Sulistya Ediningsih, Direktur Ketahanan Remaja BKKBN, menjelaskan makna cinta terencana versi BKKBN.
Ibu Eka dari BKKBN menjelaskan tentang cinta terencana (photo by adeufi) |
Menurut beliau cinta terencana adalah sebuah cinta yang dijalani dengan penuh perencanaan yang matang, untuk mencapai kesejahteraan hakiki.
Cinta terencana juga merupakan sebuah kampanye yang diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional. Ada yang sudah tau belum, kapan hari keluarga nasional? Pasti belum tau kaaan?
Toss sama saya kalau belum tau.. xixixi.. Saya pun baru tau kalau ada Hari Keluarga Nasional, saat menghadiri undangan tersebut. Ibu Eka mengatakan bahwa Hari Keluarga Nasional jatuh pada tanggal 29 Juni.
Nah, dicatat yaaa.. besok ada di ujian nasional. ^_^
CINTA TERENCANA DAN KELUARGA
Sebab maraknya kasus nikah muda, membuat BKKBN perlu menyampaikan ke masyarakat untuk mengawali pernikahan dengan cinta terencana.Disaat kita mencintai seseorang yang terlintas dipikiran kita adalah hidup bersama selamanya dan membentuk sebuah keluarga.
Dan tentu sudah menjadi idaman semua orang untuk memiliki keluarga yang bahagia, aman dan tentram. Nah untuk mencapai semua itu pastinya butuh planning yang matang sebelum menikah.
Merencanakan keluarga dimulai dari mengarahkan cinta menjadi cinta yang terencana. Dengan cinta terencana inilah maka kita akan memiliki sebuah keluarga yang berkualitas disebut Keluarga Berencana.
Jadiii jangan lagi beransumsi bahwa keluarga berencana itu semata hanya sekedar alat kontrasepsi yaa.
Waktu diacara kemarin sempat diputar lagu keluarga berencana looh. Itu lagu jadul banget. Saya sampai hafal nadanya (nadanya yaa bukan liriknya), karena dulu jaman saya SD sering sekali diputar di televisi.
Kalau kamu lupa atau mungkin yang mau tau bagaimana lagunya.. nih saya kasih youtubenya :
Pada kesempatan tersebut, Ibu Eka juga menjelaskan makna dari keluarga. Menurut beliau keluarga adalah saat kehidupan dimulai dan saat cinta tak pernah berakhir.
Bahkan beliau memberikan tahapan keluarga yang dirancang oleh BKKBN, yaitu :
- Keluarga baru menikah
- Keluarga dengan anak pertama
- Keluarga dengan anak pra sekolah
- Keluarga dengan anak usia sekolah
- Keluarga dengan anak remaja
- Keluarga dengan anak dewasa
- Keluarga usia pertengahan
- Keluarga lansia
tahapan keluarga dari cinta terencana |
MENIKAH DENGAN CINTA TERENCANA
Laki-laki dan perempuan itu adalah seperti dua sayap dan seekor burung. Jika 2 sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya. Jika patah salah satunya, maka tidaklah dapat terbang burung itu sama sekali. (Ir. Soekarno)
Dari quote Bung Karno ini saja sudah jelas sekali bahwa laki-laki dan perempuan butuh kerjasama dalam membangun keluarga. Memang menjalin kerjasama itu tidaklah mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan.
Untuk mendapatkan kerjasama ini, diperlukan diskusi yang matang sebelum menjalani rencana tersebut. Begitupun dengan pernikahan.
Oiya, pernikahan disini bukan sekedar duduk menerima selamat dari tamu undangan sebagai raja/ratu sehari yaa. Tapi pernikahan yang dijalani seumur hidup berdua pasangan.
PERSIAPAN MENIKAH DARI CINTA TERENCANA
Pada acara tersebut, hadir juga narasumber seorang psikolog keluarga, yaitu Ibu Verauli Roslina. Dari Ibu Verauli Roslina, Psikolog Keluarga pun memberikan beberapa persiapan menikah lainnya, yaitu :Ibu Verauli menyampaikan tentang cinta terencana dari sisi psikologi (photo by ade ufi) |
1. Persiapan Batin
Banyak hal yang mencakup dalam persiapan batin disaat kita sudah memiliki niat ingin menikah, yaitu :- Niat
Sebelum menikah, catin (calon pengantin) harus luruskan nitanya terlebih dahulu. Niat menikah itu karena apa?Niat bagi catin itu adalah landasan atau pondasi terkuat dalam keluarga.
Dan ini niatnya kalau bisa sama. Ibu Eka menyarankan ketika menikah niatkan hati menikah karena Cinta. Yes, Cinta yang tulus dari lubuk hati yang terdalam. (eeeaaa... ini dah kayak nulis cerita roman deh)
Cinta yang tulusnya juga harus lebih spesifik yaa. Ada 2 cinta yang dikuatkan dalam niat untuk menikah, yaitu :
- Cinta kepada Tuhan yang menciptakan kita
Berhubung saya beragama Islam dan di negara ini mayoritas Islam maka niat menikah itu karena cinta kepada Allah.
Insya Allah jika niat kita menikah karena kecintaan kita terhadap Allah, Allah akan melindungi kita dari segala keburukan dari rumah tangga.
- Cinta kepada pasangan kita
Setelah niat cinta kepada Allah, kuatkan rasa cinta kita terhadap pasangan kita dengan tulus. Dengan cinta yang tulus kepada pasangan kita, makan akan menjadi obat disaat kita menemui masalah dalam rumah tangga.
Obatnya dengan menatap wajahnya disaat tidur dan kembali ingat awal cinta yang hangat kepada pasangan kita dulu. *aaah co cweeet.. jadi lihatin pak suami tidur deh.
Nah, jadikan dua cinta tersebut landasan kuat niat kita menikah.
Kalau model yang nggak pakai pacaran dulu, atau ta'arufan, atau dijodohin sama teman kan belum tentu cinta tuh. Itu gimana? Nggak ada cinta kedua dong?
Kalau menurut saya nih yaa.. ta'aruf kan kita berkenalan. Kalau cocok dari hasil ta'aruf, maka kita menikah. Nah, awal rasa cocok itu Allah sudah mengirimkan sinyal cinta kepada pasangan kita.
Nantiii.. silakan teman-teman pupuk cinta tersebut setelah menikah. Lebih enak looh, karena cinta tumbuh disaat kita halal sama pasangan kita mau ngapain aja. ^_^
Baca juga : He/She is not my type
- Kesiapan menjadi seorang ayah atau ibu
Menurut Ibu Vera, banyak pasiennya yang bermasalah setelah menjadi seorang ayah atau seorang ibu. Banyak yang berubah ketika menjadi seorang ayah/ibu. Baik dari perubahan fisik, begitu juga perubahan prilaku.Solusi dari Ibu Vera, tetap perlakukan pasangan kita sebagai kekasih. Walau ada anak diantara kita, tetap utamakan pasangan kita. Maka kita akan merasa dihargai oleh pasangan.
- Kesiapan untuk selalu setia dengan 1 orang.
Menikah adalah menyatukan 2 hati selamanya hingga maut memisahkan kita. Dengan kesiapan batin untuk selalu setia, maka kita terhindar untuk melirik pasangan lain.- Kesiapan menerima keluarga baru
Menjalani kehidupan berkeluarga adalah fase terbesar dalam hidup setiap manusia karena berkeluarga menyatukan dua individu yang berbeda, akan ada peran dan tugas yang melekat pada masing-masing terkait dengan posisinya sebaga isuami, istri, ayah ibu (orangtua), dan menjamin terlaksananya fungsi keluarga agar memiliki ketahanan dan kesejahteraan sehingga terwujud keluarga yang berkualitas.2. Persiapan Fisik
Untuk persiapan fisik juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :- Kesiapan usia menikah.
Baik lewat aturan negara ataupun secara kacamata psikologi, menikah yang baik adalah diawali dari usia 20 tahun bagi perempuan dan 24 tahun bagi pria. Sebaiknya tidak lebih dari 30 tahun.Menurut Ibu Vera diusia tersebutlah kematangan psikologi seseorang itu mulai terbangun.
Kenapa tidak disarankan menikah diatas 30 tahun, Bu?
Usia diatas 30 tahun, menurut Ibu Vera secara psikologi sudah lebih besar ego-nya. Mereka akan merasa gue-gue lo-lo. Ini duit saya, itu duit kamu. Ini privasi saya, ini privasi kamu. Inilah pencetus masalah bagi pasangan yang menikah diatas 30 tahun.
Tapi bagi yang belum menikah diusia 30 tahun keatas, bukan berarti rumah tangganya pasti berantakan yaa. Semua dikembalikan lagi ke niatnya. Karena jodoh kan rahasia Allah ya, manusia hanya bisa berusaha.
- Kesiapan Kesehatan
Sebelum menikah ada baiknya kita cek kesehatan masing-masing pasangan. Bukannya kita tidak percaya dengan pasangan, tapi nggak ada salahnya kaaan kita berhati-hati?Cek kesehatan yang dilakukan sebelum menikah adalah :
- Pemerikasaan darah perifer lengkap (DPL)
- Tes toksoplasma, rubella dan CMV (Torch)
- Tes penyakit menular
- Tes narkoba
Semua tes tersebut sangat berkaitan dengan generasi penerus kita looh, yaitu anak-anak.
- Kesiapan finansial
Kesiapan finansial disini bukan berarti harus kaya raya ya atau menyiapkan pesta pernikahan yang mewah. Finansial yang dimaksud adalah tercukupi kebutuhan keluarga. Tidak kekuranga, alhamdulillah jika berlebih. Kalau tolak ukurnya mewah dan kaya, yaa nggak akan ada yang berani untuk menikah deh. -_-CONTOH MENIKAH TANPA CINTA TERENCANA
Jika menikah dilakukan tanpa cinta terencana, kebanyakan yang terjadi adalah bercerainya ikatan pernikahan. Dalam Islam, Allah membolehkan perceraian, namun Allah benci akan hal itu.
Apa saja sih contoh menikah tanpa cinta terencana?
- Pernikahan Dini
Pernikahan diusia dini menyebabkan kurangnya kematangan psikologi seperti yang disampaikan oleh Ibu Verauli.Sekalipun usia pernikahan disahkan oleh negara diusia 16 tahun, tapi kematangan psikologi tetap tidak bisa tergantikan.
Namun di Indonesia ada beberapa daerah yang mendukung kematangan psikologi catin, karena adat disana yang menjadikan tradisi pernikahan dini, seperti anak SMP yang viral tersebut.
- Menikah karena hamil diluar nikah (MBA)
Ini dalam bahasa inggrisnya saja sudah Merried By Accident, so sudah otomatis menikah tanpa terencana. Menikah hanya menutup aib, karena masyarakat Indonesia masih menganggap hal tersebut adalah aib.Semua ini adalah hasil dari prilaku sex bebas atau berganti-ganti pasangan. Duuh dari agama sudah melarang pasti efeknya nggak ada yang bagus ya.
- Menikah karena hutang
Ini masih banyak loooh terjadi di masyarakat kita. Duh sedih kalau ini terjadi. Menikahnya karena benar-benar terpaksa. Boro-boro cinta terencana, kata cinta saja tidak ada.Sebenarnya masih banyak lagi contoh lainnya, namun 3 contoh diatas cukup mewakili.
Apa hal-hal yang harus dilakukan, jika kita sudah terlanjur menikah?
Ibu Vera memberikan 3 hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga keutuhan rumah tangga, sehingga menjadi keluarga yang berkualitas, yaitu :1. Fleksible
Di dalam pernikahan kita harus fleksible dalam segala hal. Rendahkan ego untuk bisa saling menyesuaikan diri baik dengan pasangan ataupun dalam mendidik anak-anak kita.2. Kedekatan
Sesibuk apapun kita, kedekatan kepada keluarga adalah hal yang terpenting untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Moment-moment kedekatan ini hanya kita yang paham kapan dan dimana moment itu bisa kita laksanakan.3. Komunikasi Positif
Usahakan komunikasi positif tetap berjalan lancar di dalam keluarga, baik komunikasi pada pasangan ataupun kepada anak-anak. Namun seperti yang saya tulis diatas, utamakan pasangan daripada anak.Cara memberikan komunikasi positif dalam keluarga (photo by capture slide Ibu Vera) |
SIAPA SIH TARGET CINTA TERENCANA?
Pemerintah, khususnya BKKBN, berkampanye tentang cinta terencana ini untuk generasi muda di Indonesia, khususnya para remaja dan juga para orangtua.Kenapa sih harus remaja?
Masa remaja adalah masa dimana awal mulanya setiap individu memasuki masa kedewasaan. Itu sebabnya perlu disiapkan kematangan pribadinya, agar memiliki pengetahuan tentang berkeluarga.
Harapannya kelak para remaja ini dapat menyiapkan diri dan merencanakan kehidupan berkeluarga dengan baik.
Ada 3 hal penting yang terus digaungkan pemerintah kepada remaja, yaitu remaja bisa berpikir 3 zero :
- Stop menikah dini dibawah usia 20 tahun.
- Jauhi sex bebas.
- Jauhi narkoba.
Tiga zero ini dilambangkan dengan salam GenRe (Generasi Terencana).
"Salam Genre, saatnya yang muda yang terencana"
Menurut Ibu Eka, daripada berpikir untuk menikah muda, banyak hal yang bisa remaja lakukan. Ada 5 transisi kehidupan remaja (youth five transation) untuk mencapai generasi muda yang terencana, yaitu :
- Melanjutkan sekolah (continue learning)
- Mencari pekerjaan ( start working)
- Memulai belajar hidup berkeluarga (from families)
- Menjadi anggota masyarakat yang baik (exercise citizenship)
- Menjalani hidup sehat (practice healthy life)
Edukasi dari orangtua jauh lebih penting daripada remaja mencarinya sendiri. Segala cinta terencana akan terlaksana dengan dukungan keluarga.
Dalam sebuah negara keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU 52/2009).
Yuk, dukung kampanye cinta terencana dari BKKBN untuk mencapai keluarga yang sejahtera dan menjadi cikal bakal kesejahteraan bangsa. Aamiin.
Informasi lengkap juga bisa kamu lihat di media sosial BKKBN berikut ini :
Instagram: @bkkbnofficial
Facebook: BKKBN
Twitter: @BKKBNOfficial
Website: bkkbn.go.id
Semoga tulisan ini bermanfaat ^_^
Wassalam
Post a Comment
Aduuuh ma kasih yaaa komentarnya. Tapi mohon maaf, buat yang profilnya "unknown" langsung saya hapus. Semoga silaturahmi kita selalu terjaga walau lewat dumay. Selamat membaca tulisan yang lainnya ^_^