Tips Membuat Nama Pena

Sunday, October 9, 2016


Sering sekali saya mendengar dari beberapa teman penulis pemula seperti ini, "Aku kasih nama pena apa ya?"

Hmm.... Yuk, kita bahas soal nama pena!

Kalau menurut William Shakespeare, "apalah arti sebuah nama?" tidak demikian dalam kehidupan nyata. Kenapa? Nama adalah salah satu identitas diri yang sangat penting bagi kita. Bahkan nama bukan cuma untuk orang, bisa untuk barang. Nama terkadang bisa menaikkan derajat seseorang bahkan bisa mengecilkan seseorang. Dalam Islam jelas bahwa nama adalah sebuah doa, bahkan mungkin di agama lain pun seperti itu. Maka dari itu disaat kita menjadi orangtua pasti kita agak dipusingkan dan mungkin sedikit ribet nyari sana sini, untuk memberikan nama bagi anak kita. Kita nggak mau nama anak kita kelewat panjang, karena doa yg ingin diberikan banyak kepada anak tersebut. Atau kelewat pendek. Dalam Islam dari nama kita bisa tahu anak ini keturunan siapa dan darimana. Contoh : seperti nama-nama orang Jawa ningrat pasti akan ketebak dari namanya dengan menggunakan nama Raden atau Raden Roro. Begitu juga yang orang Sumatra, dari nama kita bisa mengetahui sukunya seperti Siregar, Sikumbang, Nyimas, dll. Dari nama juga kita bisa mengetahui urutan keberapa dia dalam keluarga, seperti di Bali yang menggunakan nama Made, Ni, atau nama-nama umum seperti Dwi, Tri, Eka.

Lalu bisakah kita mengecilkan arti sebuah nama?

Begitu juga nama pena. Banyak yang bertanya perlu nggak sih nama pena? jawaban saya "perlu".
Kenapa? Ya jelas jawabnya, bagaimana kita mengetahui itu karya siapa jika tidak ada nama pena. Mau hanya dikasih NN (No Name) seperti nama pencipta lagu-lagu kebangsaan atau daerah yang ada dalam buku seni musik kita?

Yang harusnya jadi pertanyaan bukan perlu atau tidaknya mencantumkan nama pena, tapi... "Apakah nama pena harus nama samaran?"

Nah, kalau ini jawabannya, "tidak selalu"

Seperti yang saya ungkapkan diatas bahwa nama bisa menaikkan derajat atau mengecilkan seseorang. Nama juga bisa membawa hoki popularitas seseorang. Jika kita merasa bahwa nama kita cukup oke, hoki dan eye catching atau bahkan menjual buat karya kita, yaa.. kenapa nggak nama asli kita saja yang kita pakai. Contoh beberapa nama yang eye catching untuk dijadikan nama pena, seperti nama Elita Duatnofa (Maaf ya, ta namanya dipinjem). Banyak orang yang menyangka nama tersebut adalah nama pena, tapi kenyataannya itu  nama lahir teman saya Elita

Jika kita merasa bahwa nama kita nggak pasaran dan nggak oke, boleh kita menggunakan nama pena.

Lalu kita kasih nama pena apa ya?
Dari pelatihan yang saya ikut dulu, trainernya berkata bahwa nama pena harus disesuaikan dengan tema-tema karya kita jika kita ingin buku/karya kita dilirik bahkan laku dipasaran. Misalnya kita sudah memfokuskan diri ingin menulis buku-buku agama, maka nama yang kita ambil pun berbau-bau agama yang kita anut. Misal Ali Syahbni, Muhammad Firdaus untuk buku-buku islam atau Yohanes, Ignatius, untuk buku-buku nasrani, dll.

Jika kita ingin membuat buku komputer, maka cantumkan nama dengan gelar ke komputeran kita. Misal Indah Pratiwi, S.Kom, dll

Jika kita hendak membuat buku-buku tentang parenting kita memberikan nama pena Ade Ummi Fikri, Yana Bunda Yahya, dll.

Jika ingin membuat buku-buku romantis bisa memberikan nama pena Cinta Pujangga, Rindu Renata, dll

Kenapa harus begitu?
Menurut data pasar, dari nama penulis/nama pena kita bisa tahu kualitas bukunya, walaupun kita belum baca isinya. Tapi kebanyakan pembeli akan berpikir seperti itu. Misal, jika kita mencantumkan gelar sarjana sastra dalam buku-buku panduan komputer, orang akan berpikir 2x untuk membeli buku tersebut. Tapi jika mencantumkan gelar sarjana komputer maka orang tidak ragu lagi untuk membeli. 

Begitupun nama-nama dalam buku-buku agama, orang agak berfikir jika buku tentang fiqih islam tapi penulisnya Raja Guk Guk. Walaupun benar Raja Guk Guk fiqihnya super, Islamnya mantab, tapi akan menjadi ragu hanya karena melihat nama penulisnya tersebut. Tapi lain hal jika nama Raja Guk Guk dicantumkan sebagai penulis buku Sejarah Sumatera Utara. Orang akan lebih percaya.

Lalu bagaimana kalau yang menulisnya umum?
Bagi yang menulis tema umum, jika tidak ingin nama lahir kita dijadikan nama pena, maka kita bisa mencari nama-nama umum, seperti Deka Amalia, Achi T-M, Ade UFi, dll.

Ada syarat nggak dalam membuat nama pena?
Syarat mutlak sih nggak ada, tapi sebaiknya saat membuat nama pena, buatlah nama dengan syarat-syarat berikut :

1. Eye catching
Dengan nama pena yang eye catching (menarik) membuat selalu ingat akan nama kita sekalipun bukunya telah lama kita baca. Contoh : siapa yang tak kenal dengan Tatang S. Walaupun bukunya dah entah kemana kita masih ingat.

2. Pendek/singkat
Kalau mau membuat nama pena eye catching ya cukup buat saja nama sepanjang jagat, tapi apakah mudah diingat? Kalaupun ingat perlu waktu beberapa kali menghafal, dan itupun hanya sebentar. Jika sudah beberapa bulan kedepan pasti tak ingat lagi. Kita tes ya.. kira-kira perlu waktu berapa lama kita mengingat nama pena seperti ini : RINDU CINTA SEINDAH DUNIA ALAM BUMI PERTIWI

3. Unik
Nama-nama yang unik biasanya mudah sekali melekat dimemori otak kita. Bedakan eye catching dengan unik. Nama-nama eye catching pasti unik, tapi nama-nama unik belum tentu eye catching. Contoh nama pena yang unuk : Kepik Jingga, Biru Laut, dll

4. Seusai Tema
Nah, ini bisa dijadikan syarat bisa juga tidak, tergantung seberapa fokus kita menulis tema tersebut. Ini sudah dicontohkan dalam penjabaran diatas.

Nah, kini silakan memilih nama terbaik untuk nama pena kita. Mungkin ada syarat lain yang kita pikir bisa dijadikan syarat dalam pemilihan nama pena.

Selamat membaca! Semoga tulisan siang ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Wassalam

13 comments

  1. Terimakasih tipsnya. Bermanfaat sekali

    ReplyDelete
  2. Nama pena boleh dipakein angka gak kak? Atau sebaiknya gimana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terserah, kak. Mau dikasih angka juga gpp. Yang penting mudah diingat orang dan sesuai syarat2 dalam tulisan.

      Delete
  3. Syarat-syarat dalam tulisan itu seperti apa kak?

    ReplyDelete
  4. wah Masyaa Allah, makasih kak ,sangat bermaanfaat :)

    ReplyDelete
  5. Ketika aku bingung alhamdulillah nemu blog inii

    ReplyDelete
  6. Kalau 2 nama pena untuk tema yang berbeda wajar g?

    ReplyDelete
  7. suka bingung sih ya cari nama pena, biar beken gitu, padahal mah yang mudah diingat juga itu bagus daripada nyusahin orangn nyebutnya :D

    ReplyDelete
  8. Aku dulu sempat gonta ganti nama sampai akhirnya nemu yang pas dan dipakai sampai sekarang. Eh bawa hoki ternyata

    ReplyDelete
  9. Tatang S yang nulis cerita Petruk Gareng itu kan ya? Jaman kecil suka baca itu.

    Tatang S, Fredy S

    ReplyDelete
  10. Nama pena saya "adipraa", singkatan dari adi pradana dan a terakhir itu inisial nama depan kedua anak saya dimulai dari a semua....

    ReplyDelete
  11. Makanya Ummi identik banget dengan parenting Islami, karena nama penanya Ummi Fi

    ReplyDelete

Aduuuh ma kasih yaaa komentarnya. Tapi mohon maaf, buat yang profilnya "unknown" langsung saya hapus. Semoga silaturahmi kita selalu terjaga walau lewat dumay. Selamat membaca tulisan yang lainnya ^_^