Showing posts with label Blog & Writing. Show all posts
Showing posts with label Blog & Writing. Show all posts

Tips menstimulasi Anak Agar Suka Menulis

Thursday, October 6, 2016



Assalamu'alaikum wr.wb.

Bissmillahirrahmanirrahiim

Selama ini, menulis untuk sebagian besar orang adalah sebuah bakat. Padahal, tidak begitu. Menulis bisa kita latih sejak mereka kecil. Karena dalam menulis ada 3 aspek yang berkembang pada anak, yaitu :

Read More

Pilih mana ya? Beli Putus atau Royalti?


Assalamu’alaikum wr.wb.
Selamat pagi, blogger.

“Mba, apa sih bedanya antara royalti dengan beli putus?”

Pertanyaan itu acap kali terucap dari teman-teman yang baru merintis di bidang kepenulisan. Mungkin di komunitas ini pun ada lovelies yang memang bergabung dan baru merintis dalam bidang kepenulisan.

Terus terang semua penjelasan tentang sistem pembayaran honor penulis ini, saya tulis berdasarkan sharing beberapa teman yang sudah merasakan kedua sistem pembayaran tersebut.

Read More

LOVE ASSET (Leave the pain for our happily ever after)

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum wr.wb.

Dulu tak ada dalam benakku untuk "nyemplung" di dunia kepenulisan. Yang ada hanya sekedar menulis, mengirimkan nasakah dan menunggu approval dr penerbit. Siap ditolak atau di terima.

Namun, setelah aku bergabung dengan teman-temanku di Women Scrip Community (WSC), tanpa disengaja aku tercebur (bukan nyemplung lagi) di dunia kepenuliasan. Mulai dari bikin ide, menulis dan merancang hingga jadi buku, lalu proses cetak sampai pendistribusian ke toko buku.

Read More

Sudirman... Oh .... Sudirman

Wednesday, October 5, 2016

"Bu Ade, siap menulis naskah sudirman ya untuk teman-teman guru!"

Terus terang aku langsung kaget, stress, dan bimbang. Kaget karena perintah dari ibu ketua PHBNI (Panitia Hari-hari Besar Nasional dan Islam) itu datang disaat aku sedang under preasure untuk kegiatan pentas seni kelas 5. Stress karena aku belum pernah sedikitpun menulis naskah sejarah. Bimbang karena aku bingung "apa yang harus aku tulis?"

Read More

Penerbit besar = buku berkualitas?

Tuesday, October 4, 2016

buku berkualitas


Assalamu'alaikum wr.wb.
Kali ini saya mau berbagi percakapan saya dan teman saya beberapa hari yang lalu. Kurang lebih seperti ini percakapannya :
Temanku : “Mbak, mau dikirim kemana naskahnya?”

Aku : “Belum tahu.”

Temanku : “Kirim ke penerbit A aja, Mbak. Baguuus. Dia itu penerbit kelas kakap, bergengsi. Kalau ke penerbit B, itu penerbit kelas ece’ece’.”

Aku : “O.. gitu ya? Kok bisa bilang seperti itu?”

Temanku : “Loh, Mbak Ade lihat saja. Penerbit A itu penerbit terkenal dari jaman dulu. Siapa yang nggak kenal penerbit A. Dan di penerbit A itu susah masuknya. Kalau kita bisa masuk ke penerbit A, itu tandanya naskah kita memang benar-benar berkualitas. Dan buku kita pun menjadi buku yng berkualitas.”

Aku : “Hmm… begitu ya?”
Read More

Uang kertas dan batu kerikil (motivasi)


Pernah dengar cerita tukang bangunan yang dipanggil mandornya dari atas?
Buat yang belum, kurang lebih  beginilah ceritanya (gaya presenter tv tayangan misteri) :

Seorang mandor bangunan yang berada di lantai 5 ingin memanggil pekerjanya yang lagi bekerja di bawah. Setelah sang mandor berkali-kali berteriak memanggil, si pekerja tidak dapat mendengar karena fokus pada pekerjaan dan suara berisik alat bangunan. Sang mandor terus berusaha agar si pekerja mau menoleh ke atas, dilemparnya lembar uang Rp. 1.000 yang jatuh tepat di sebelah si pekerja. Si pekerja hanya  memungut uang Rp 1.000 tersebut dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Sang mandor akhirnya melemparkan lembar uang Rp 100.000 dan berharap si pekerja mau menengadah "sebentar saja" ke atas. Akan tetapi si pekerja hanya lompat kegirangan karena menemukan Rp 100.000 dan kembali lagi asyik bekerja. Pada akhirnya sang mandor melemparkan batu kecil yang tepat mengenai kepala si pekerja. Merasa kesakitan akhirnya si pekerja baru mau menoleh ke atas dan dapat berkomunikasi dengan sang mandor.

Read More

Tulisan Dunia Akhirat

Monday, October 14, 2013

www.adeufi.com



Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum wr.wb.

Baca judulnya seperti judul lagu dangdut ya? ^_^ Abaikan!

Di pagi yang cerah ini dan matahari pagi yang masih malu-malu menampakkan wajahnya, saya akan bercerita tentang pertemuan saya dengan seorang teman lama.
Setiap weekend saya beserta anak dan suami punya suatu kebiasaan rutin. Kami biasa berwisata kuliner. Dan kemarin, di hari Minggu, tujuan wiskul kami adalah ke jalan baru Juanda Depok. Tempat pasar kaget biasa digelar setiap minggunya. Selesai hunting makanan biasanya kami kembali pulang. Namun pagi itu kami iseng hendak jalan-jalan lagi. Maka keluarlah keputusan untuk berkunjung ke rumah teman saya (kebetulan teman suami juga, saat kami masih sama-sama kerja di Indosat). Kami sudah 10 tahun tidak bertemu. Jadi, mumpung dekat dari area wiskul kami, ya sekalian saja kami mampir.

Saat tiba dirumah teman kami disambut oleh teman saya tersebut beserta suaminya. Kami pun berbincang-bincang seru seraya menikmati suguhan kopi hitam asli Euthopia dari tuan rumah. Perbincangan dimulai dari hobi hingga profesi suaminya. Suami teman saya tersebut adalah seorang wartawan di salah satu majalah kesehatan pria. Yang membuat saya tertarik adalah disaat suami teman saya bercerita tentang idealisme beliau sebagai seorang wartawan. Beliau mengatakan bahwa menjadi seorang wartawan itu godaannya banyak. Salah satu godaan yang beliau ceritakan adalah disaat beliau diminta oleh salah seorang staf pemerintah untuk membuat rubrik yang tidak sesuai dengan faktanya. Bahkan sebelum menulis beliau disodorkan uang puluhan juta untuk sebuah artikel yang diminta tersebut. Suami teman saya menolak hal itu. Beliau berkata,“Apapun yang saya tulis akan diminta pertanggungjawabannya. Bukan hanya di dunia, tapi di akhirat.”

Read More

ENDLESS LOVE

Friday, December 7, 2012




Siapa bilang romantisme hanya milik pasangan muda? Pasangan yang sudah menikah 10 tahun lebih pun memiliki beragam kisah romantis. Ada yang menggemaskan, mengharu biru bahkan membuat wajah kita bersemu merah merona. Sebuah kisah cinta yang tak pernah lekang dimakan usia.


Buku ini bercerita tentang keromantisan pasangan yang sudah menikah 10 tahun keatas. Ada 17 penulis WSC yang bergabung dalam buku berjudul Endless Love ini, yaitu :
  • Ade Ummi Fikri (Ade UFi)
  • Cahaya Naurizza
  • Cicik Sri Winarsi 
  • Deasy Rosalina
  • Deka Amalia
  • Elmi Wiarti
  • E. Kristiningrum
  • Idah Faridah
  • Kenny Dewi Juwita
  • Nadrah Chino
  • Rigeng Dwi Mulyani
  • Rita SY 
  • Susan Sriyani
  • Sri widaystuti
  • Tati Sumiati
  • Yuniar Khairani



Diterbitkan oleh Women Script & Co  bekerja sama dengan Indie Publishing. Walaupun ada 200 halaman, kita membacanya tidak akan pernah bosan. Buku ini dijual dengan harga Rp 38.000.
Read More

PULO GADUNG - Kami Terpisah Disini

Sunday, February 20, 2011



"Mba, aku haus," rengek Aldi, bocah kecil berusia 3 tahun.

"Sabar ya, Dek!" Risa merogoh sakunya seraya mengeluarkan uang kertas ribuan dan beberapa uang receh.

"Dua belas ribu rupiah... hmmm, ibu bilang ongkos dari sini ke rumah paman per orangnya 5000, kalau berdua berarti aku masih punya sisa uang 2000. Mungkin bisa beli air mineral." ucap Risa dalam hati.


"De, kamu pegang uang ini ya! Nanti kalau ada kondektur yang bertanya kamu kasih uang ini buat bayar bis ya!" ujar Risa memberikan 10 lembar uang seribuan.

"Mba Risa mau kemana?" tanya Aldi dengan suara cadel-nya.

"Mba mau beli minuman dulu. Kamu tunggu disini ya! Mba nggak jauh kok cuma disana," Risa menunjuk ke arah pedagang asongan yang berada di luar bis. Aldi menggukan kepalanya.

Risa pun turun dari bis meninggalkan Aldi sendiri. Ia berjalan menghampiri pedagang asongan yang berada dibelakang bis dekat halte. Ternyata ia masih punya uang lebih. Risa pun sibuk memilih-milih permen hendak ia berikan kepada Aldi. "Aldi pasti suka,"pikirnya.  Setelah ia ketemu permen yang Aldi suka, ia langsung memberikan uangnya. Namun saat ia membalikkan badannya, ia tidak melihat bis yang tadi ia naiki, ada di belakangnya.

"Pak, bis yang tadi disni kemana ya?" tanya Risa mulai panik.

"Baru aja berangkat. Tuh dia!" ujar bapak-bapak yang duduk di dekat tempat bis terparkir, sambil menunjuk ke arah Bis yang sudah melaju dengan kencang.

"Ya Allah.... TUNGGU... TUNGGU...." teriak Risa.

Gadis berusia 12 tahun itu berlari sekuat tenaga mengejar bis yang ditunjuk oleh bapak tadi. Namun sekuat apapun ia berlari, ia tak mampu untuk menghampiri bis tersebut. Dengan nafas yang terengah-engah, Risa jatuh bersimpuh. Dan airmatanya pun jatuh bercucuran. "Aldi.... Aldi... maafkan Mba, De.... Ya Allah lindungilah adikku!" hanya kalimat tersebut yang keluar dari bibirnya di sela isak tangisnya.

*****

Read More