Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamu'alaikum wr. wb. Saat kabar berita kematian ustadz Jefry, temanku sempat berkata,”De, Mudah-mudahan kita dikasih umur yang panjang yaa… Gue sih berdoa sama Allah supaya gue dikasih umur panjang dan di kasih kesempatan melihat anak gue besar..” Aku hanya tersenyum mendengar perkataan temanku itu.
Mendengar kematian UJE di usia 40, membuat ia (yang saat ini berusia sama dengan aku, jelang 40) agak khawatir dengan kehidupannya. Ia khawatir jika Allah memanggilnya di usia yang sama. Ia khawatir tidak bisa melihat tumbuh kembang anaknya.
Aku tersenyum mendengar perkataan beliau, bukan meremehkan, hanya saja aku kurang sependapat dengan beliau. Beberapa kali aku ikut pengkajian, baik secara langsung ataupun melalui media-media, para ustadz dan ustadzah selalu mengingatkan ke kita agar jangan pernah takut akan kematian. Ya, usia kita tidak ada yang tahu kapan selesainya. Diusia muda kah? Atau usia senja? Dan kita tidak bisa menawar-nawar kapan malaikat pencabut nyawa itu datang. Yang terpenting adalah persiapannya.
Aku selalu ingat apa yang papaku selalu sampaikan. Beliau pernah bilang, “Berdoa tuh bukan minta umur panjang. Tapi berdoalah sama Allah, agar kelak jika kita meninggal dalam keadaan khuznul khotimah dan tidak menyusahkan siapa pun. Baik itu menyusahkan dalam artian sakit berkepanjangan ataupun meninggalkan beban kepada yang ditinggal mati.”
Aku, yang saat itu masih duduk dibangku SMA, bertanya, “Lalu bagaimana biar yang ditinggalkan tidak sedih atau terbebani dengan kelakuan kita?”
“Yaaa.. berbuat yang Allah suka.. Sisipkan dalam doa kita untuk mereka (yang akan ditinggalkan)”
Hmm… ingin rasanya aku sampaikan hal ini sama temanku tersebut. Tak perlu takut akan kematian, tak perlu gundah kita tidak bisa melihat tumbuh kembang anak kita. Insya Allah semua itu akan bisa kita lihat jika kita mempersiapkan hal yang baik sebelum tutup usia kita.
Sejak papa memberikan nasehat seperti itu pun, aku langsung menyisipkan doa,”Ya Allah, beri kekuatan iman dan kemudahan dalam setiap urusan mereka (menyebutkan nama-nama orang yang kelak akan ku tinggal pergi selamanya). Agar kelak disaat aku meninggalkan mereka, mereka tetap terus berada dijalan-Mu dan aku mohon mereka kelak selalu membantuku dalam doa mereka. Dan kumpulkan kami kelak di surgaMu, ya Allah.. Amiin ya robbal alamiin.”
Semoga Allah memberikan hal terindah buat kita semua. ^_^
Wassalam
Read More
Mendengar kematian UJE di usia 40, membuat ia (yang saat ini berusia sama dengan aku, jelang 40) agak khawatir dengan kehidupannya. Ia khawatir jika Allah memanggilnya di usia yang sama. Ia khawatir tidak bisa melihat tumbuh kembang anaknya.
Aku tersenyum mendengar perkataan beliau, bukan meremehkan, hanya saja aku kurang sependapat dengan beliau. Beberapa kali aku ikut pengkajian, baik secara langsung ataupun melalui media-media, para ustadz dan ustadzah selalu mengingatkan ke kita agar jangan pernah takut akan kematian. Ya, usia kita tidak ada yang tahu kapan selesainya. Diusia muda kah? Atau usia senja? Dan kita tidak bisa menawar-nawar kapan malaikat pencabut nyawa itu datang. Yang terpenting adalah persiapannya.
Aku selalu ingat apa yang papaku selalu sampaikan. Beliau pernah bilang, “Berdoa tuh bukan minta umur panjang. Tapi berdoalah sama Allah, agar kelak jika kita meninggal dalam keadaan khuznul khotimah dan tidak menyusahkan siapa pun. Baik itu menyusahkan dalam artian sakit berkepanjangan ataupun meninggalkan beban kepada yang ditinggal mati.”
Aku, yang saat itu masih duduk dibangku SMA, bertanya, “Lalu bagaimana biar yang ditinggalkan tidak sedih atau terbebani dengan kelakuan kita?”
“Yaaa.. berbuat yang Allah suka.. Sisipkan dalam doa kita untuk mereka (yang akan ditinggalkan)”
Hmm… ingin rasanya aku sampaikan hal ini sama temanku tersebut. Tak perlu takut akan kematian, tak perlu gundah kita tidak bisa melihat tumbuh kembang anak kita. Insya Allah semua itu akan bisa kita lihat jika kita mempersiapkan hal yang baik sebelum tutup usia kita.
Sejak papa memberikan nasehat seperti itu pun, aku langsung menyisipkan doa,”Ya Allah, beri kekuatan iman dan kemudahan dalam setiap urusan mereka (menyebutkan nama-nama orang yang kelak akan ku tinggal pergi selamanya). Agar kelak disaat aku meninggalkan mereka, mereka tetap terus berada dijalan-Mu dan aku mohon mereka kelak selalu membantuku dalam doa mereka. Dan kumpulkan kami kelak di surgaMu, ya Allah.. Amiin ya robbal alamiin.”
Semoga Allah memberikan hal terindah buat kita semua. ^_^
Wassalam