Kematian? Insya Allah kami siap menanti

Thursday, May 2, 2013

Bismillahirrahmaanirrahiim. Assalamu'alaikum wr. wb. Saat kabar berita kematian ustadz Jefry, temanku sempat berkata,”De, Mudah-mudahan kita dikasih umur yang panjang yaa… Gue sih berdoa sama Allah supaya gue dikasih umur panjang dan di kasih kesempatan melihat anak gue besar..” Aku hanya tersenyum mendengar perkataan temanku itu.

Mendengar kematian UJE di usia 40, membuat ia (yang saat ini berusia sama dengan aku, jelang 40) agak khawatir dengan kehidupannya. Ia khawatir jika Allah memanggilnya di usia yang sama. Ia khawatir tidak bisa melihat tumbuh kembang anaknya.

Aku tersenyum mendengar perkataan beliau, bukan meremehkan, hanya saja aku kurang sependapat dengan beliau. Beberapa kali aku ikut pengkajian, baik secara langsung ataupun melalui media-media, para ustadz dan ustadzah selalu mengingatkan ke kita agar jangan pernah takut akan kematian. Ya, usia kita tidak ada yang tahu kapan selesainya. Diusia muda kah? Atau usia senja? Dan kita tidak bisa menawar-nawar kapan malaikat pencabut nyawa itu datang. Yang terpenting adalah persiapannya.

Aku selalu ingat apa yang papaku selalu sampaikan. Beliau pernah bilang, “Berdoa tuh bukan minta umur panjang. Tapi berdoalah sama Allah, agar kelak jika kita meninggal dalam keadaan khuznul khotimah dan tidak menyusahkan siapa pun. Baik itu menyusahkan dalam artian sakit berkepanjangan ataupun meninggalkan beban kepada yang ditinggal mati.”

Aku, yang saat itu masih duduk dibangku SMA, bertanya, “Lalu bagaimana biar yang ditinggalkan tidak sedih atau terbebani dengan kelakuan kita?”

“Yaaa.. berbuat yang Allah suka.. Sisipkan dalam doa kita untuk mereka (yang akan ditinggalkan)”

Hmm… ingin rasanya aku sampaikan hal ini sama temanku tersebut. Tak perlu takut akan kematian, tak perlu gundah kita tidak bisa melihat tumbuh kembang anak kita. Insya Allah semua itu akan bisa kita lihat jika kita mempersiapkan hal yang baik sebelum tutup usia kita.

Sejak papa memberikan nasehat seperti itu pun, aku langsung menyisipkan doa,”Ya Allah, beri kekuatan iman dan kemudahan dalam setiap urusan mereka (menyebutkan nama-nama orang yang kelak akan ku tinggal pergi selamanya). Agar kelak disaat aku meninggalkan mereka, mereka tetap terus berada dijalan-Mu dan aku mohon mereka kelak selalu membantuku dalam doa mereka. Dan kumpulkan kami kelak di surgaMu, ya Allah.. Amiin ya robbal alamiin.”

Semoga Allah memberikan hal terindah buat kita semua. ^_^

Wassalam
Read More

ENDLESS LOVE

Friday, December 7, 2012




Siapa bilang romantisme hanya milik pasangan muda? Pasangan yang sudah menikah 10 tahun lebih pun memiliki beragam kisah romantis. Ada yang menggemaskan, mengharu biru bahkan membuat wajah kita bersemu merah merona. Sebuah kisah cinta yang tak pernah lekang dimakan usia.


Buku ini bercerita tentang keromantisan pasangan yang sudah menikah 10 tahun keatas. Ada 17 penulis WSC yang bergabung dalam buku berjudul Endless Love ini, yaitu :
  • Ade Ummi Fikri (Ade UFi)
  • Cahaya Naurizza
  • Cicik Sri Winarsi 
  • Deasy Rosalina
  • Deka Amalia
  • Elmi Wiarti
  • E. Kristiningrum
  • Idah Faridah
  • Kenny Dewi Juwita
  • Nadrah Chino
  • Rigeng Dwi Mulyani
  • Rita SY 
  • Susan Sriyani
  • Sri widaystuti
  • Tati Sumiati
  • Yuniar Khairani



Diterbitkan oleh Women Script & Co  bekerja sama dengan Indie Publishing. Walaupun ada 200 halaman, kita membacanya tidak akan pernah bosan. Buku ini dijual dengan harga Rp 38.000.
Read More

Pemimpin Wanita dalam Kacamata Islam

Tuesday, September 25, 2012

pemimpin wanita

Bismilahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum wr.wb

Kali ini aku hendak membahas kenapa Islam mendahulukan pemimpin pria daripada wanita. Ini penjelasannya :

قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمْ اِمْرَأَة

“Tidak akan berbahagia / berjaya suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada wanita (mengangkat wanita sebagai pemimpin) .”



DERAJAT HADITS
Hadits ini dikeluarkan oleh:
  • Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya di dua tempat. Kitabul Maghazi bab Kitab An-Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ila Kisra wa Qaisar no. 4425 dan Kitabul Fitan no. 7099.
  • Imam Abu Isa At-Tirmidzi dalam Sunannya, Kitabul Fitan no. 2262 dan beliau menyatakan: “Hadits ini hasan shahih.”
  • Imam An-Nasa`i dalam Sunannya, Kitab Adabil Qudlat bab An-Nahyu ‘an Isti’malin Nisa fi Hukmi no. 2/305 no. 5403.
  • Al-Hakim dalam Mustadraknya, Kitabul Fitan wal Malahim 4/570 no. 8599 dan beliau menyatakan: “Hadits ini sanadnya shahih dan keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak mengeluarkannya.”
  • Imam Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra, bab La Yuwalli Al-Wali Imra`atan wala Fasiqan wala Jahilan Amral Qadla, Kitab Adabul Qadli, 10/201 no. 20362.
  • Imam Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, Kitabul Imarah wal Qadla, bab Karahiyatu Tauliyatin Nisa 6/60 no. 2486. Kata beliau: “Hadits shahih.”
  • Al-Khatib At-Tibrizi dalam Misykatul Mashabih, Kitabul Umarah wal Qadla pasal pertama 2/1091 no. 3693.
  • Al-Imam As-Suyuthi dalam Jami’us Shaghir, lihat Faidlul Qadir karya Al-Munawi 5/386 no. 7393 dan beliau (Suyuthi) memberi kode: “Shahih."
Dulu sebelum aku mengalaminya, aku menganggapi hadis tersebut dengan berbagai pertanyaan. Kenapa? Bukannya kalau dipimpin wanita jauh lebih detail?

Tapi sekarang aku baru paham setelah melihat bagaimana aku dan suamiku menyelesaikan masalah yang serupa.

Read More

PULO GADUNG - Kami Terpisah Disini

Sunday, February 20, 2011



"Mba, aku haus," rengek Aldi, bocah kecil berusia 3 tahun.

"Sabar ya, Dek!" Risa merogoh sakunya seraya mengeluarkan uang kertas ribuan dan beberapa uang receh.

"Dua belas ribu rupiah... hmmm, ibu bilang ongkos dari sini ke rumah paman per orangnya 5000, kalau berdua berarti aku masih punya sisa uang 2000. Mungkin bisa beli air mineral." ucap Risa dalam hati.


"De, kamu pegang uang ini ya! Nanti kalau ada kondektur yang bertanya kamu kasih uang ini buat bayar bis ya!" ujar Risa memberikan 10 lembar uang seribuan.

"Mba Risa mau kemana?" tanya Aldi dengan suara cadel-nya.

"Mba mau beli minuman dulu. Kamu tunggu disini ya! Mba nggak jauh kok cuma disana," Risa menunjuk ke arah pedagang asongan yang berada di luar bis. Aldi menggukan kepalanya.

Risa pun turun dari bis meninggalkan Aldi sendiri. Ia berjalan menghampiri pedagang asongan yang berada dibelakang bis dekat halte. Ternyata ia masih punya uang lebih. Risa pun sibuk memilih-milih permen hendak ia berikan kepada Aldi. "Aldi pasti suka,"pikirnya.  Setelah ia ketemu permen yang Aldi suka, ia langsung memberikan uangnya. Namun saat ia membalikkan badannya, ia tidak melihat bis yang tadi ia naiki, ada di belakangnya.

"Pak, bis yang tadi disni kemana ya?" tanya Risa mulai panik.

"Baru aja berangkat. Tuh dia!" ujar bapak-bapak yang duduk di dekat tempat bis terparkir, sambil menunjuk ke arah Bis yang sudah melaju dengan kencang.

"Ya Allah.... TUNGGU... TUNGGU...." teriak Risa.

Gadis berusia 12 tahun itu berlari sekuat tenaga mengejar bis yang ditunjuk oleh bapak tadi. Namun sekuat apapun ia berlari, ia tak mampu untuk menghampiri bis tersebut. Dengan nafas yang terengah-engah, Risa jatuh bersimpuh. Dan airmatanya pun jatuh bercucuran. "Aldi.... Aldi... maafkan Mba, De.... Ya Allah lindungilah adikku!" hanya kalimat tersebut yang keluar dari bibirnya di sela isak tangisnya.

*****

Read More

Pengganti bumbu masak yang beralkohol

Saturday, December 18, 2010

www.adeufi.com


Assalamu'alaikum wr. wb.

Bissmillahirrahmaanirrahiim..

Kemarin malam lihat foto roll sushi buatan teman yang berada di Paris. Tertarik ingin mencobanya, aku langsung minta resepnya sama beliau. Temanku pun langsung mengirimnya lewat inbox. Begitu aku baca, aku agak sedikit kecewa, karena dalam resep tersebut ada bahan beralkohol. Beras pada sushi menggunakan mirin (adalah bumbu dapur untuk masakan Jepang berupa minuman beralkohol berwarna kuning, berasa manis, mengandung gula sebanyak 40%-50% dan alkohol sekitar 14%)
Image result for sushi
Read More

Pertanyaan Buruk

Thursday, December 16, 2010



Bismillahirrahmaanirrahiim..

Assalamu'alaikum wr. wb.

Seringkali kita mendengar pertanyaan seperti ini :
"Lebih baik mana, Seorang Ustadz yang berakhlak buruk atau pezinah tapi berakhlak baik?"

Untuk orang awam seperti kita, pertanyaan tersebut membuat kita menjadi ragu. Dan kebanyakan orang akan berkata, "Iya.. ya... mendingan jadi pezinah yang berlaku baik sehingga disenangi orang banyak, daripada jadi ustadz tapi dibenci orang banyak."
Read More

Ziarah kubur

Thursday, September 30, 2010

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Assalamu'alaikum wr.wb.

Hampir semua sinetron Indonesia, pasti ada adegan dimana salah satu pemerannya pergi ke kuburan orang yang di cintainya. Di kuburan itu pemeran tersebut menangis sambil curhat tentang kegundahan hatinya atau kesedihannya karena harus berpisah dengan orang yang berada dalam kuburan. Dan si pemeran itu seolah berbicara dengan kuburan layaknya berbicara dengan orang hidup.
Read More

Ebith Beat A.

Friday, August 6, 2010


Bismillahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr. wb.

Kemarin hari Rabu (4 Agustus 2010) dan Kamis (5 Agustus 2010) di sekolah kami diadakan Pesantren Jelang Ramadhan yang bekerjasama dengan ESQ training leadership. Training yang menurutku cukup bagus untuk anak-anak usia 11 - 12 tahun. Namun saat ini aku tidak sedang ingin membahas tentang ESQ-nya. Rasanya tak perlu dibahas, hampir sebagian besar kita tahu betapa bagus materi yang diberikan oleh mereka tak lagi meragukan.

Yang ingin aku tulis saat ini tentang lagu-lagu pengiring acara tersebut. Terutama lagu yang dipakai untuk Ice breaking. Saking terkesannya aku coba cari di internet dengan kata kunci dari syair lagu terebut, karena aku belum tau siapa penyanyi dan judul lagunya. Tapi nggak ketemu-ketemu yang pas. Akhirnya aku bertanya dengan trainernya dan meminta lagu-lagunya. Bersyukur mereka mau memberikannya.

Lagu yang mereka gunakan untuk Ice breaking adalah lagu dari Ebith Beat A. Hmmm... sudah pada tau ya? atau belum seperti aku? ^_^  Entah aku yang kurang gaul atau memang penyanyi tersebut yang kurang ngetop? Kayaknya aku yang kurang gaul kali ya. ^_^

Read More

Bantu atau tidak?

Monday, July 26, 2010

Bismillahirrahmanirrahiim...

"Bu, bisa bantu saya ngga?"
Malam itu, jam 18.30 WIB, tiba-tiba ada seorang anak kecil, kurang lebih usia 9 - 10 tahun, menyapaku.

"Bantu apa?" tanyaku.


"Ini, Bu... saya jual baju harganya mulai dari 5.000 rupiah."

"Baju apa?"

"Ini ada baju sweater" ujarnya sambil membuka tas yang dibawanya. Lalu anak kecil tersebut mengeluarkan sebuah baju berbahan planel.

"Ini baru?" tanyaku sambil melihat baju yang ditawarkan dan mengintip isi tas anak tersebut.

"Bukan, Bu ini bekas.. Bantu saya, Bu... Soalnya saya jual baju ini buat bayar kontrakan" ujarnya dengan tatapan wajah yang begitu polos dan iba.

"Kontrakan siapa?" tanyaku lagi, karena rasa ingin tahuku yang besar.

"Kontrakan ayah saya. Ayah saya tidak sanggup bayar kontrakan bulan ini. Saya bantu ayah mengumpulkan uang 300.000" jelasnya.

"Jadi kamu jual baju ini untuk bantu ayahmu bayar kontrakan?" anak itu menganggukkan kepalanya."Berapa kamu jual baju ini?" tanyaku lagi.

Seketika ada rasa iba dihatiku. Tak tega rasanya aku melihat wajah polosnya, yang malam-malam begitu masih berkeliling mengumpulkan uang, menjual baju bekas, hanya sekedar untuk membantu ayahnya membayar kontrakan. Apalagi ia menjelaskan bahwa ia tidak akan pulang sampai ia mengumpulkan uang sebanyak 100.000. Karena ayahnya yang sudah tidak bekerja lagi dan harus menghidupi seorang istri berikut 6 orang anak. Anak itu adalah anak kedua di keluarganya.

Menurut ceritanya ia belum berhasil menjual baju bekasnya itu. Baju yang ia tawarkan kepadaku harganya Rp. 20.000. Sedangkan isi yang aku lihat hanya ada baju planel yang ditawarkan kepadaku dan sebuah kaos singlet bekas. Terbayang olehku, akankah terkumpul uang sebesar itu?

Dan yang sangat memprihatinkan lagi saat Ikhsan, anak kecil itu menyebutkan jarak rumahnya. Saat bertemu dengannya aku sedang berada di rumah orangtuaku dan jarak rumahnya jika ditempuh dengan mobil kurang lebih 1 jam perjalanan.

Tapi di sisi lain terdengar bisikan,"Bagaimana kalau anak itu berbohong dengan memasang cerita yang mengharukan dan modal wajahnya yang lugu?"

Seketika aku jadi teringat saat aku masih duduk di bangku SMA. Waktu itu aku sedang asyik bermain dengan Anggia, anak tetangga yang berusia 3 tahun, di halaman rumah Anggia. Tiba-tiba datang seorang ibu tua yang datang memohon bantuanku dengan cerita yang membuatku jadi iba. Ibu itu meminta sedekahku, seikhlas yang aku berikan. Dan saat itu aku kebetulan memegang uang jajan sebesar Rp.4.000. Aku berikan semua uangku itu kepada ibu tua tadi, karena kupikir ibu itu lebih memerlukan dibanding aku. Lagipula nanti aku bisa minta lagi ke mama. ^_^

Namun seperginya ibu tua tadi, taklama kemudian mama Anggia datang menghampiri kami. Ia langsung berkata,"Kamu kasih berapa, Shan?"

"Empat ribu, Tante" jawabku.

"Kamu tau nggak, ibu-ibu itu kan penipu.. Dia minta-minta kesana kemari dengan cerita bohong" ujar mama Anggia dengan wajah ketidaksukaannya terhadap ibu-ibu tadi.

"Iihh.. kok Tante baru bilang??" tanyaku kesal. Aku kecewa sekali, merasa dibohongi. Sampai dirumah kesal itu masih terbawa dihati dan pikiranku, hingga terlihat diwajahku oleh almarhumah mamaku.

"Kamu kenapa?" tanya beliau. Dengan bibir manyun aku ceritakan kejadian sore itu. "Kalau tau gitu, Ma.. Ade ga akan kasih tu duit... Sebel.. Nyesel deh Ade" ujarku diakhir ceritaku kepada beliau.

Sambil terus mengerjakan pekerjaannya, mamaku berujar,"Eh... kalau niat kamu sedekah.. ya sedekah aja.. jangan dengerin omongan orang tetang orang yang udah kamu kasih sedekah. Dan juga jangan berpikir itu uang mau digunakan buat hal yang haram atau yang halal. Itu sudah urusan dia sama Allah. Yang penting adalah niat keikhlasan kita untuk bersedekah. Kalau kamu ngedumel dibelakang atau bersu'udzon duluan, sedekahmu jadi ga dapet pahalanya, karena nggak ikhlas"

Peristiwa dan nasehat itulah yang menggerakkan aku untuk membantu Ikhsan. Betul yang diucapkan oleh almarhumah, bahwa jika kita niat bersedekah buang semua "andai-andai" yang berada di otak kita. Allah maha tahu dan tidak tidur.

Aku bersyukur Allah masih memberikanku ilmu melalui nasehat almarhumah mamaku. Tak terasa, mata ini menjadi panas dan airmata mengalir membasahi pipiku... Aku jadi rindu dengan nasehat beliau. Rinduuuu sekaliii....

Semoga Allah menjadikan nasehat tersebut sebagai amalan beliau yang tak pernah putus, yaitu ilmu yang bermanfaat. Dan semoga Allah memberatkan timbangan pahala kepada seluruh orang tua yang memberikan nasehat baik untuk anaknya.... aamiin ya robbal alamin.

ditulis pada hari Senin, 26 Juli 2010 pukul 00.08
Read More

Satu Permintaan

Wednesday, June 23, 2010

http://www.adeufi.com/2010/06/satu-permintaan.html


Syaiful turun dari mobilnya dan memandang sebuah rumah dihadapannya. Rumah sederhana berhunikan anak-anak yang menunggu uluran tangan para dermawan. Ia memandang tulisan besar di tembok rumah tersebut "PANTI ASUHAN NURUL JANNAH"

Syaiful bukan satu-satunya orang yang hadir di rumah itu. Banyak mobil-mobil mewah terparkir disana dengan membawa berbagai bingkisan untuk anak-anak panti tersebut. Mungkin sudah menjadi tradisi bagi penghuni panti mendapatkan berbagai santunan di bulan Ramadhan. Orang berlomba-lomba untuk membagikan rejeki dan kebahagian kepada mereka. Ada yang bawa beras, susu, sepatu, baju lebaran bahkan sampai segala makanan untuk berbuka selalu ada setiap hari.

"Hmm... apa yang harus aku berikan ke mereka ya? Rasanya semua sudah mereka dapatkan.. Tapi aku harus memberikan sesuatu..." sambil bergumam Syaiful memperhatikan satu persatu bentuk bantuan yang diberikan oleh orang-orang dermawan tersebut. Seketika terlintas di otaknya untuk memberikan peralatan sekolah bagi mereka,"Pastinya barang tersebut akan bermanfaat untuk mereka".

Syaiful pun meminta daftar anak yang berada di panti asuhan tersebut. Ia pun mendata kebutuhan peralatan sekolah bagi mereka. Tanpa mengulur waktu ia segera membelanjakan uangnya membeli kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Keesokkan harinya, dengan hati penuh keikhlasan ia membagikan satu persatu peralatan sekolah yang sudah ia beli. Tampak binar mata bahagia diwajah anak-anak yatim itu saat menerima pemberian dari Syaiful. Senyum di wajah Syaiful pun mengembang lebar, ia merasakan kebahagiaan tersebut. Rasanya tidak ada hal terindah dalam hidupnya selain melihat kebahagian terpancar di wajah-wajah lugu anak-anak penghuni panti.

Namun tiba-tiba senyum Syaiful terhenti mengembang. Keningnya sedikit berkerut saat melihat tatapan mata yang berbeda dari seorang gadis mungil dan cantik. Gadis kecil itu berdiri disampingnya. Matanya menatap Syaiful seolah hendak mengatakan sesuatu. Awalnya Syaiful tak berani menegurnya, "Mungkin hanya tatapan biasa", pikir Syaiful. Namun ada sesuatu yang mengetuk pintu hatinya untuk membelai rambutnya.

Read More