Ziarah kubur

Thursday, September 30, 2010

Bismillahirrahmaanirrahiim...

Assalamu'alaikum wr.wb.

Hampir semua sinetron Indonesia, pasti ada adegan dimana salah satu pemerannya pergi ke kuburan orang yang di cintainya. Di kuburan itu pemeran tersebut menangis sambil curhat tentang kegundahan hatinya atau kesedihannya karena harus berpisah dengan orang yang berada dalam kuburan. Dan si pemeran itu seolah berbicara dengan kuburan layaknya berbicara dengan orang hidup.
Read More

Ebith Beat A.

Friday, August 6, 2010


Bismillahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikum wr. wb.

Kemarin hari Rabu (4 Agustus 2010) dan Kamis (5 Agustus 2010) di sekolah kami diadakan Pesantren Jelang Ramadhan yang bekerjasama dengan ESQ training leadership. Training yang menurutku cukup bagus untuk anak-anak usia 11 - 12 tahun. Namun saat ini aku tidak sedang ingin membahas tentang ESQ-nya. Rasanya tak perlu dibahas, hampir sebagian besar kita tahu betapa bagus materi yang diberikan oleh mereka tak lagi meragukan.

Yang ingin aku tulis saat ini tentang lagu-lagu pengiring acara tersebut. Terutama lagu yang dipakai untuk Ice breaking. Saking terkesannya aku coba cari di internet dengan kata kunci dari syair lagu terebut, karena aku belum tau siapa penyanyi dan judul lagunya. Tapi nggak ketemu-ketemu yang pas. Akhirnya aku bertanya dengan trainernya dan meminta lagu-lagunya. Bersyukur mereka mau memberikannya.

Lagu yang mereka gunakan untuk Ice breaking adalah lagu dari Ebith Beat A. Hmmm... sudah pada tau ya? atau belum seperti aku? ^_^  Entah aku yang kurang gaul atau memang penyanyi tersebut yang kurang ngetop? Kayaknya aku yang kurang gaul kali ya. ^_^

Read More

Bantu atau tidak?

Monday, July 26, 2010

Bismillahirrahmanirrahiim...

"Bu, bisa bantu saya ngga?"
Malam itu, jam 18.30 WIB, tiba-tiba ada seorang anak kecil, kurang lebih usia 9 - 10 tahun, menyapaku.

"Bantu apa?" tanyaku.

Read More

Satu Permintaan

Wednesday, June 23, 2010

http://www.adeufi.com/2010/06/satu-permintaan.html


Syaiful turun dari mobilnya dan memandang sebuah rumah dihadapannya. Rumah sederhana berhunikan anak-anak yang menunggu uluran tangan para dermawan. Ia memandang tulisan besar di tembok rumah tersebut "PANTI ASUHAN NURUL JANNAH"

Syaiful bukan satu-satunya orang yang hadir di rumah itu. Banyak mobil-mobil mewah terparkir disana dengan membawa berbagai bingkisan untuk anak-anak panti tersebut. Mungkin sudah menjadi tradisi bagi penghuni panti mendapatkan berbagai santunan di bulan Ramadhan. Orang berlomba-lomba untuk membagikan rejeki dan kebahagian kepada mereka. Ada yang bawa beras, susu, sepatu, baju lebaran bahkan sampai segala makanan untuk berbuka selalu ada setiap hari.

"Hmm... apa yang harus aku berikan ke mereka ya? Rasanya semua sudah mereka dapatkan.. Tapi aku harus memberikan sesuatu..." sambil bergumam Syaiful memperhatikan satu persatu bentuk bantuan yang diberikan oleh orang-orang dermawan tersebut. Seketika terlintas di otaknya untuk memberikan peralatan sekolah bagi mereka,"Pastinya barang tersebut akan bermanfaat untuk mereka".

Syaiful pun meminta daftar anak yang berada di panti asuhan tersebut. Ia pun mendata kebutuhan peralatan sekolah bagi mereka. Tanpa mengulur waktu ia segera membelanjakan uangnya membeli kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Keesokkan harinya, dengan hati penuh keikhlasan ia membagikan satu persatu peralatan sekolah yang sudah ia beli. Tampak binar mata bahagia diwajah anak-anak yatim itu saat menerima pemberian dari Syaiful. Senyum di wajah Syaiful pun mengembang lebar, ia merasakan kebahagiaan tersebut. Rasanya tidak ada hal terindah dalam hidupnya selain melihat kebahagian terpancar di wajah-wajah lugu anak-anak penghuni panti.

Namun tiba-tiba senyum Syaiful terhenti mengembang. Keningnya sedikit berkerut saat melihat tatapan mata yang berbeda dari seorang gadis mungil dan cantik. Gadis kecil itu berdiri disampingnya. Matanya menatap Syaiful seolah hendak mengatakan sesuatu. Awalnya Syaiful tak berani menegurnya, "Mungkin hanya tatapan biasa", pikir Syaiful. Namun ada sesuatu yang mengetuk pintu hatinya untuk membelai rambutnya.

Read More

Maafkan aku, Ibu

Monday, May 24, 2010



Ibu, Setiap malam aku duduk dihadapan komputerku hendak menuliskan kata-kata indah untukmu agar bibirmu merentang senyum membacanya. Tapi.... Aku tak sanggup memulai menuliskan kata indah itu. Tak satupun kata indah hadir di benakku untukmu.. Bukan.. Bukan karena kau tak indah... hanya karena kata indah itu tak sebanding dengan segala keindahan yang kau berikan padaku...
Read More