Qada dan Qadar

Thursday, September 15, 2016


Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu'alaikum wr.wb.

Saat aku berkunjung ke salah seorang temanku yang baru saja melahirkan, tiba-tiba temanku berkata denga mata berkaca-kaca, "Mba, ada katarak di mata dede". Tak terasa mataku pun ikut berkaca-kaca mendengar ucapannya.



Temanku itu memang di vonis oleh dokter terkena virus rubella saat ia hamil di usia 2 bulan. Karena saat minggu-minggu pertama kehamilannya ia terkena penyakit campak. Dan menurut informasi yang aku dapat, virus rubella yang menyerang ibu hamil akan berdampak buruk terhadap janin yang di kandungnya kelak. Ada 3 bagian tubuh anak yang akan diserang oleh virus tersebut. Yang pertama terlihat adalah mata. Mata anak yang terserang virus rubella saat masih di dalam kandungan, akan terkena katarak di usia 7-10 hari. Jika tak diobati maka akan berakibat kebutaan. Selanjutnya telinga, hal ini akan membuat pendengarannya tidak berfungsi. Terakhir yang lebih parah adalah jika virus tersebut menyerang otak si anak.Maka akan terjadi pengapuran otak yang berakibat beberapa kendali tubuh akan hilang karena pusatnya sudah tidak sempurna lagi.

Terus terang aku kagum dengan keputusan yang diambil oleh temanku tersebut untuk mempertahankan kandungannya. Siap atau tidak siap ia harus menerima takdir tersebut. Padahal sebelumnya, saat ia mengetahui kandungannya terserang virus rubella, salah seorang teman kami menyarankan untuk digugurkan. "Sebelum roh ditiupkan kepada janin," begitu sarannya.

Kebetulan saat mendengar saran tersebut, aku sedang berada di samping temanku yang hamil itu. Aku hanya bisa diam dan beristighfar mendengar saran tersebut. Alasan teman yang memberikan saran,"Kasihan anaknya nanti". Alasan yang sama di ungkapkan oleh kakak iparku saat aku mendiskusikan hal ini di keluarga.

Hatiku sangat bertolak belakang dari apa yang disarankan mereka kepada temanku yang terserang virus rubella. Saat itu aku hanya memberikan masukkan kepada temanku yang hamil bahwa  
Allah sudah mengijinkan janin tertanam di dalam tubuh kita, berarti Allah sudah memberikan kepercayaan dan sesuatu yang baik untuk kita. Biarkan janin itu hidup sesuai kehendak Allah. Jika Allah berkenan agar janin itu tidak baik untuk kita, maka Allah akan menggugurkannya. 
Lagipula dokter kandungannya saja tidak menyarankan untuk di gugurkan. Berarti virus tersebut tidak membahayakan keselamatan bagi ibu dan janinnya.

Sungguh disayangkan jika ada yang berpikiran mendapat anak yang kelak kita ketahui akan cacat, maka kita menggugurkannya. Seolah orangtua tersebut tidak bisa menerima takdir buruk yang Allah berikan kepada mereka.Sedangkan dalam Islam kita mengenal dan percaya akan Qada dan Qadar. Percaya kepada takdir baik dan takdir buruk.

Tentunya tak satupun orangtua di dunia ini yang menghendaki anaknya terlahir dengan cacat. Semua hal tersebut terjadi atas ijin dari Allah semata. Itulah warna kehidupan untuk kita, agar kita semakin bertaqwa kepada-Nya.

Jadi jika alasannya hanya karena kasihan kepada anaknya, berarti orangtua tersebut mendahului kuasa Allah karena mampu memprediksi perasaan anak di kemudian hari. Seketika timbul pertanyaan untuk orangtua tersebut,"Sebenarnya kasihan kepada anaknya atau kasihan kepada diri sendiri karena malu mempunyai anak cacat?"

Dear parents, bagaimana pun kondisinya, anak itu anugerah dari Allah. Dan anak akan terbentuk karakter serta sifatnya sesuai dengan yang kita bentuk kepada mereka. Hal tersebut jelas terlukis dalam hadis Rasulullah SAW berikut ini :
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan yang fitrah (Islam), maka orang tuanya yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari)
Wajar saja jika anak yang cacat akan merasa terbuang dan malu, jika orangtuanya ternyata merasa malu karena merasa aib memiliki anak tersebut. Tapi jika kita menyikapinya dengan positif serta berbaik sangka terhadap Allah, bisa jadi Allah memberikan anak cacat tersebut bukan sebagai takdir buruk untuk kita, melainkan takdir baik bagi kita.

Abaikan pola pikir masyarakat yang menganggap anak cacat tersebut adalah aib. Lebih baik kita pikirkan 1 hal bahwa tidak ada satu pun yang Allah ciptakan di dunia ini sia-sia. Semua pasti ada hikmanya. Tergantung bagaimana kita menyikapinya.

Dan bagi kita yang Allah berikan nikmat hidup bahagia, sikapi hal tersebut sebagai rasa syukur atas nikmat Allah. Beri motivasi bagi teman yang terkena musibah bukan dicibirkan atau men-judge dengan rasa kasihan atau iba.

Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu berbaik sangka terhadap Allah.. aamiin..

ditulis pada hari Sabtu, 19 Desember 2009 pukul 15.59

 

Wassalam








Post a Comment

Aduuuh ma kasih yaaa komentarnya. Tapi mohon maaf, buat yang profilnya "unknown" langsung saya hapus. Semoga silaturahmi kita selalu terjaga walau lewat dumay. Selamat membaca tulisan yang lainnya ^_^